Rabu, 30 November 2011

SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan merupakan suatu system dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah terbebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan di keluarkan berupa urin.
Sistem kemih berperan dalam homeostasis dengan membantu mengatur volume, komposisi elektrolit, serta pH lingkungan internal dan dengan mengeliminasi produk-produk sisa metabolisme

SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan terdiri dari:
  1. Sepasang ginjal ynag menghasilkan urine
  2. Ureter yang membawa urine dari ginjal ke vesikula urinaria
  3. Vesika Urinaria, merupakan tempat urine dikumpulkan
  4. Uretra, merupakan saluran untuk menyalurkan urine ke luar tubuh.

1. GINJAL
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip biji kacang. Ginjal tetletak pada dinding abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebrata thorakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal sebelah kiri, hal ini disebabkan adanya lobus hepatic dexter yang besar.
¤  FUNGSI GINJAL
·   Memperthankan keseimbangn H2O
·   Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES
·   Memelihara volume plasma sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang tekanan  darah
·   Membantu keseimbangan asam dan basa dengan menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3-
·   Memelihara osmolaritas cairan tubuh
·   Mengekskresikan produk-produk sisa dari hasil metabolisme dan senyawa asing
·   Mengekskresikan hormone eritropoitin
·   Mengeksresikan hormone rennin yang penting dalam proses konservasi garam oleh ginjal

¤  STRUKTUR GINJAL
renal-copy

Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut medulla atau sumsum ginjal. Lapisan paling dalm berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis.
Satuan structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun atas kapsula bowman, glomerolus yang terdapat pada bagian korteks, serta tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, ansa henle yang terdapat di bagian medulla. Pada sebuah ginjal manusia kurang lebih terdapat 1 juta nefron.
Kapsula bowman berdinding rangkap dengan glomerolus di dalam cekungan kapsulanya. Glomerolus merupakan untaian pembuluh kapiler darah yang dindingnya bertaut menjadi 1 dengan kapsula bowman, sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang kapsul bowman yang berdinding rangkap. Pembuluh darah arteri yang bdrcabang-cabang menjadi sejumlah arteriola aferen.  Arteriola aferen bercabang-cabang menjadi kapiler glomerolus. Kapiler glomerolus bersatu kembali menjadi arteriola aferen dan membelit mengelilingi tubulus proksima, lengkung henle, dan tubulus distal dari suatu nefron. Kapiler glomerolus kemudian bermuara kedalam venula, serta bergabung menjadi vena renalis menuju vena kava inferior.
Ansa henle salah satu bagian saluran ginjal yang melengkung bpada daerah medulla dan berhubungan dengan  tubulus proksimal maupun tubulus distal di daerah korteks.

¤  SUPLAI DARAH GINJAL
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang memiliki percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis berda di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerolusyang masuk ke glomerolus. Kapiler darah yang meninggalkan glomerolus di sebut arteriola eferen glomerolus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
¨     Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
¨     Lapisan tengah lapisan otot polos
¨     Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urinemasuk ke dalam kandung kemih.

3. VESIKA URINARIA
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urine. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
v Lapisan sebelah luar (peritoneum).
v Tunika muskularis (lapisan berotot).
v Tunika submukosa.
v Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

4. URETRA
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
  • Urethra pars Prostatica
  • Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
  • Urethra pars spongiosa.
Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

PROSES PEMBENTUKAN URINE
1. PROSES FILTRASI
Ketika darah masuk ke glomerolus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pri-pori endothelium kapiler, glomerolus, kemudian menuju membrab dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsula bowman. Faktor yang mempengaruhi filtrasi:
¬  Aliran darah ginjal
Ditentukan oleh gradien tekanan yang melintasi pembuluh darah renalis
¬  Tekanan filtrasi
Perubahan tekanan hidrostatik kapiler glomerolus, perubahan tekanan darah dan konsentrasi arteriola aferen dan eferen.
¬  Luas permukaan filtrasi
¬  Permeabilitas membran filtrasi
2. PROSES REABSORPSI
Terjadinya penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dan zat-zat yang penting bagi tubuh direabsorpsi. Kegiatan ini banyak dipengaruhi iloh hormone-hormon, sehingga zat-zat yang direabsorbsi berubah sesuai dengan keperluan tubuh setiap saat. Jumlah total air yang direabsorpsi kurang lebih 120ml/menit, sekitar 70-80% diabsorpsi oleh tubulus kontortus proksimal disebut juga reabsorpsi air obligator, sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan ADH(Anti Deuritik Hormon) ditubulus distal, sebagian kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligentis yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal.
3. PROSES SEKRESI
 Tubulus ginjal dapat menyekresi/menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama mmetabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah yang besar. Namun pH darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4. sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian di sekresi sebagai ammonium agar pH darah & cairan tetap alkalis.




GLOMEROLUS FILTRATION RATE
GFR atau glomerolus filtration rate adalah filtrasi yang terbentuk permenit pada semua nefron dan kedua ginjal. Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmotic filtrate kapsula bowman bersama-sama mempercepat gerakan air dan molekul permeable dari kapsiula bowman masuk ke kapiler. Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR adalah:
¤  Tekanan filtrasi efektif
¤  Autoregulasi ginjal
¤  Stimulasi simpatis
¤  Obstruksi aliran urinaria
¤  Kelaparan
¤  Berbagai penyakit ginjal


FILTRASI DI GLOMEROLUS
Kapiler glomerolus secara selektif bersifat inpermiabel (tidak bias dilewati) terhadap protein plasma dan darah yang lebih besar, tetapi permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen.
Glomerolus dapat mengalami kenaikan tekanan darah hingga 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi Karena arteriola aferen yang mengarah ke glomerolus kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil sehingga darah mengandung air dan partikel kecil yang terlarut dalam plasma masuk ke dalam kapsula Bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut filtrasi glomerolus. Tiga faktor dalam proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga factor tersebut adalah:
¬  Tekanan Osmotik (TO)
Tekanan yang di keluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermiabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel.
¬  Tekanan Hidrostatik (TH)
Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmotic 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmotik darah.
¬  Perbedaan tekanan osmotik plasma
Dengan  cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan konsentrasi protein. Perbedaan ini membuat pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk filtrasi.
REABSORPSI DAN SEKRESI PADA TUBULUS
Reabsorpsi dapat terjadi dengan 2 cara yaitu :
1. Mekanisme pasif
            Zat yang di absorpsi harus di transport melintasi membrane epitel tubulus ke dalam cairan intersisial ginjal melalui kapiler peritubulus kembali ke dalam darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan  zat terlarut ditranspor melalui dinding kapiler ke dalm darah dengan cara ultrafiltrasi yang di perantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekana osmotic koloid.
2. Transport aktif
            Mendorong suatu zat terlarut melawan gradient elektrokimia sehingga membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis ATP yang disebut transport aktif primer. Transport yang tidak berhubungan langsung dengan suatu sumber energi seperti yang di akibatkan oleh gradient ion disebut transport aktif sekunder
µ  Reabsorpsi dan sekresi tubulus kontortus proksimal
67% Na+ difiltrasi secara aktif, direabsorpsi tidak berada di bawah control, Cl- mengikuti secara pasif. Semua glukosa dan asam amino yang di filtrasi di absorpsi dalam jumlah bervariasi dan berada di bawah kontrol.65% H2O yang di filtrasi secara osmosis yang di absorpsi tidak berada di bawah kontrol. 50% urea yang di filtrasi secara pasif  di absorpsi tidak berada di bawah kontrol. Semua K+ yang di absorpsi tidak di bawah kontrol.
Tubulus kontortus proksimal mensekresikan H+ bervariasi tertgantung pada status asam basa tubuh. Sekresi ion organik seperti garam-garam empedu, oksalat, asam urat, dan katekolamin tidak berada di bawah kontrol.
µ  Reabsorpsi dan sekresi Ansa Henle
Ion Na+ dari sisi yang berlawanan memompakan darah ke dalam ansa henle menyebabkan tingginya konsentrasi ion Na+ di dasar ansa henle yang kemudian menarik air dari duktus koligentes menyebabkan urine menjadi pekat, memungkinkan terjadinya retensi air yang dibutuhkan. Sementara itu juga memungkinkan sekresi produk sisa.
µ  Reabsorpsi dan sekresi tubulus distal
Reabsorpsi Na+ bervariasi oleh aldosteron, Cl- mengikuti secara pasif. Reabsorpsi H2O bervariasi dikontrol oleh vasopresin aldosteron. Sekresi H+ bervariasi bergantung pada status asam basa tubuh, sekresi K+ bervariai dikontrol oleh saraf.
µ  Duktus pengumpul
Reabsorpsi H2O bervariasi dikontrol oleh vasopressin. Sekresi H+ bervariasi bergantung pada status asam basa tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar