Selasa, 03 Januari 2012

FINAL STEP ERIS DWI DESYANA


Nama               : Eris Dwi Desyana
nim                  : 094114095
kelas                : III A

1.      Langkah-langkah export file epidata ke spss
·         Buka epidata, Klik export data,klik SPSS, Buka data yang akan di export, klik OK
·         Buka SPSS, klik file, klik open, klik syntax, pilih data yang akan dibuka, klik open
·         Perbaiki nama variable dan buat valuelabels blok semua tulisan di syntax, klik run current
2.      Langkah-langkah dalam cleaning data
·         Untuk cleaning record yang missing:
ü  Klik analyze, klik descriptive statistics, klik frequencies,pilih variable yang akan dicleaning, klik ok, lihat jumlah data yang missing
ü  Klik data,klik sort cases,pilih variable yang sudah dilihat jumlah missingnya,klik OK
ü  Delete data yang ada tanda missingnya (.)
3.      a. Batasan yang digunakan dalam cleaning data numeric
1.      umur                            :15-45 tahun
2.      tinggi badan                 :148-170 cm
3.      berat badan                  :40-80 kg
4.      tekanan darah systole   :100-170 mmHg
5.      tekanan darah diastole  :60-120 mmHg
6.      kadar Hb                     :8-14 gr%
b. jumlah data sebelum di cleaning     : 15896
c. jumlah data setelah di cleaning       : 13981

4.      output analisis univariate salah satu variable kategorik
Komentar hasil:
·         rata-rata Umur Ibu (tahun)                            : 27.88
·         rata-rata Tinggi Badan (cm)                          : 158.096
·         rata-rata Berat Badan  (kg)                           : 54.611
·         rata-rata TD Sistolik                          : 116.12
·         rata-rata TD Diastolik                       : 80.45
·         rata-rata Kadar HB (mmHg)                         : 11.230
·         rata-rata Frek. Pemeriksaan Kehamilan        : 6.27

8. langkah-langkah analisis bivariate
1. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan
1.      Identifikasi variabel dalam tujuan penelitian
·         Independen : Pendidikan
·         Dependen : Pekerjaan
2.      Identifikasi field dalam database
·         Independen : didik
·         Dependen : kerja
3.      Tentukan karakteristik field (K/N)
·         didik : K
·         kerja : K
4.      Tentukan analisis sementara : Uji Beda Proporsi
5.      Apabila terdapat variabel numerik -> lakukan uji normality : tidak ada
6.      Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95% , uji, baca hasil, dan interpretasikan hasil (Ho Pengujian) :
·         Ho : Tidak ada perbedaan proporsi antara  pendidikan dengan pekerjaan
7.      Bahas Hasil :
·         P = 0,000
·         Ho = Ditolak
·         Ada perbedaan proporsi antara pendidikan dengan pekerjaan, BERARTI ada hubungan pendidikan dengan pekerjaan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kadar Hb
1.      Identifikasi variabel dalam tujuan penelitian
·         Independen : Umur
·         Dependen : Kadar Hb
2.      Identifikasi field dalam database
·         Independen : umur
·         Dependen : hb
3.      Tentukan karakteristik field (K/N)
·         umur : N
·         hb : N
4.      Tentukan analisis sementara : Uji Korelasi Regresi
5.      Apabila terdapat variabel numerik -> lakukan uji normality : ada, NORMAL
6.      Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95% , uji, baca hasil, dan interpretasikan hasil (Ho Pengujian) :
·         Ho : Tidak ada perbedaan Korelasi Regresi antara  umur dengan kadar hb
7.      Bahas Hasil :
ü  P = 0,002
ü  Ho = Ditolak
ü  ada perbedaan Korelasi Regresi antara  umur dengan kadar hb, BERARTI ada hubungan umur dengan kadar hb.

3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipilih dalam ber-KB
1.      Identifikasi variabel dalam tujuan penelitian
·         Independen : Tingkat Pendidikan
·         Dependen : kontrasepsi yang dipilih
2.      Identifikasi field dalam database
·         Independen : didik
·         Dependen : ksepsi
3.      Tentukan karakteristik field (K/N)
·         didik : K
·         ksepsi : K
4.      Tentukan analisis sementara : Uji Beda Proporsi
5.      Apabila terdapat variabel numerik -> lakukan uji normality : tidak ada
6.      Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95% , uji, baca hasil, dan interpretasikan hasil (Ho Pengujian) :
·         Ho : Tidak ada perbedaan proporsi antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipilih dalam ber-KB
7.      Bahas Hasil :
·         P = 0,000
·         Ho = Ditolak
·         Ada perbedaan proporsi antara antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipilih dalam ber-KB, BERARTI ada hubungan tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipilih dalam ber-KB

4. Untuk mengetahui hubungan antara pernah atau tidak dapat tablet Fe dengan kadar Hb dalam darah ibu hamil
1. Identifikasi variabel dalam tujuan penelitian
·         Independen : Pernah atau tidak mendapat tablet Fe
·         Dependen : Kadar Hb
2. Identifikasi field dalam database
·         Independen : tfe
·         Dependen : hb
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
·         tfe : K
·         hb : N
4. Tentukan analisis sementara : Uji Beda Rata-Rata
5. Apabila terdapat variabel numerik -> lakukan uji normality : ada, NORMAL
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95% , uji, baca hasil, dan interpretasikan hasil (Ho Pengujian) :
·         Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata antara  pernah atau tidak dapat tablet Fe dengan kadar Hb dalam darah ibu hamil
7. Bahas Hasil :
·         P = 0,000
·         Ho = Ditolak
·         Ada perbedaan rata-rata antara pernah atau tidak dapat tablet Fe dengan kadar Hb dalam darah ibu hamil, BERARTI ada hubungan pernah atau tidak dapat tablet Fe dengan kadar Hb dalam darah ibu hamil.


5. Untuk hubungan antara tekanan darah (sistolik/diastolik) dengan golongan darah
A. Sistolik
1. Identifikasi variabel dalam tujuan penelitian
·         Independen : Tekanan Darah Sistolik
·         Dependen : Golongan Darah
2. Identifikasi field dalam database
·         Independen :sistol2
·         Dependen : darah1
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
·         Sistol1 : N
·         darah1 : K
4. Tentukan analisis sementara : Uji Beda Rata-Rata
5. Apabila terdapat variabel numerik -> lakukan uji normality : ada, NORMAL
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95% , uji, baca hasil, dan interpretasikan hasil (Ho Pengujian) :
·         Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata antara  tekanan darah sistolik dengan golongan darah
7. Bahas Hasil :
·         P = 0,726
·         Ho = Diterima
·         Tidak ada perbedaan rata-rata antara  tekanan darah sistolik dengan golongan darah, BERARTI ada hubungan antara  tekanan darah sistolik dengan golongan darah
B. Diastolik
1. Identifikasi variabel dalam tujuan penelitian
·         Independen : Tekanan Darah Diastolik
·         Dependen : Golongan Darah
2. Identifikasi field dalam database
·         Independen : diastol1
·         Dependen : darah1
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
·         diastol2 : N
·         darah1 : K
4. Tentukan analisis sementara : Uji Beda Rata-Rata
5. Apabila terdapat variabel numerik -> lakukan uji normality : ada, NORMAL
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95% , uji, baca hasil, dan interpretasikan hasil (Ho Pengujian) :
·         Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata antara  tekanan darah diastolik dengan golongan darah
7. Bahas Hasil :
·         P = 0,000
·         Ho = Ditolak
·         Ada perbedaan rata-rata antara tekanan darah diastolik dengan golongan darah, BERARTI ada hubungan tekanan darah diastolik dengan golongan darah.

untuk lebih lengkapnya, silahkan KLIK link berikut..http://www.ziddu.com/download/18065191/erisdwidesyana3a.rar.html

Sabtu, 10 Desember 2011

Masa nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah  pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pascapersalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai hari ketiga, kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari ke-4 sampai hari ke-28, dan kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke-29 sampai hari ke-42 setelah persalinan.

Masa Nifas II

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah  pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pascapersalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai hari ketiga, kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari ke-4 sampai hari ke-28, dan kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke-29 sampai hari ke-42 setelah persalinan.

Rabu, 30 November 2011

ASPEK PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS

Perempuan dewasa pada saat memasuki masa pubertas akan mengalami perubahan- perubahan fisik dan psikis yang dapat berkembang baik secara fisiologis maupun patologis. Pada saat hamil perubahan-perubahan ini juga dirasakan sebagai beban sesuai dengan pertumbuhan kehamilan dan puncaknya akan terjadi pada saat persalinan. Persalinan yang terjadi baik secara fisiologis maupun. Patologis akan merupakan trauma psikis sebagai trauma persalinan. Pada masa setelah bersalin (masa nifas) perempuan tersebut juga akan memasuki era baru sebagai ibu, di mana ibu seolah-olah mempunyai kontrak kehidupan baru dalam hubungan ibu dan anak/bayi.
            Perubuhan psikologis pada perempuan dewasa dapat digolongkan dalarn empat kelompok sesuai dengan urutan perubahan fungsi kodrati sebagai perempuan yang berbentuk :
Ø  Persiapan menanti kehamilan
Ø  Perubahan psikologis selama kehamilan
Ø  Perubahan psikologis di waktu persalinan
Ø  Perubahan psikologis selarna nifas

            Pada masa persiapan kehamilan perempuan dapat dihantui oleh beberapa hal, misalnya khawatir untuk bisa/ tidak bisa hamil, apakah keadaan indung te1ur dan produksi ovum/ovulasi baik atau tidak, dan apakah keadaan spermatozoa suami cukup baik sehingga dapat membuahi ovum yang diproduksi perempuan.
            Pada masa kehamilan peremupan dapat dihantui beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan perubahan psikologis perempuan antara lain pertumbuhan janinku baikkah, terjadi cacat bawaan atau tidak, bila minurn obat tertentu apakah berpengaruh, kehamilan ini kembar atau tidak. Apakah plasentanya tidak menutupi jalan lahir, apakah ada lilitan tali pusat sampai timbul pertanyaan apakah boleh atau tidak berhubungan seksual dengan suami dan sebagainya.
            Pada masa persalinan beberapa pertanyaan yang timbul antara lain bisa bersalin normal atau tidak, apakah harus operasi sesar, harus digunting/ dilebarkan jalan lahirnya, apakah mampu mengejan, setelah bayi lahir plasentanya dapat lahir atau tidak, bila jalan lahir robek harus dijahit rasanya sakit hebat dan sebagainya.
            Pada masa nifas beberapa hal yang sering menjadi pertanyaan pada perempuan antara lain berapa lama harus berbaring, kapan boleh jalan, kapan jahitan dilepas, bagaimana menyusui bayi dengan baik, apakah tidak timbul problema menyusui, kapan boleh berhubungan seksual dengan suami lagi, cara KB apa yang dipilih, apakah tidak sakit waktu dipasang, dan berhasilkah mengatur kehamilan yang akan datang.
            Dengan melihat hal tersebut di atas, maka perempuan dewasa harus dipersiapkan psikisnya agar dapat menghadapi kehamilan, persalinan, dan masa nifas dengan baik.
            Prokreasi atau mempunyai anak merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh sebagian besar perempuan. Motivasi untuk hamil sangat bervariasi dan kompleks dan hanya sebagian perempuan yang menyadari hal ini. Keinginan untuk hamil tidak selalu sama dengan keinginan untuk mempunyai anak. Sebagai contoh suatu kehamilan dapat sebagai cara untuk membuktikan kemampuan reproduksi dari seseorang. Keinginan untuk hamil mungkin juga merupakan respons dan perasaan kesendirian, sebagai cara untuk menjaga hubungan dengan pasangan, atau merupakan respons atas desakan keluarga atau budaya untuk mempunyai anak. Pada beberapa budaya, anak merupakan penerus orang tua.

ü  Kehamilan sebagai Transisi Perkembangan

            Kehamilan, sama halnya dengan menarche dan menopause, adalah tahap utama perkembangan kehidupan seorang perempuan. Kehamilan dapat membawa kegembiraan dan sebaliknya merupakan peristiwa yang penuh dengan tekanan dan tantangan, khususnya pada kehamilan yang pertama. Banyak konflik yang akan timbul seperti adanya tanggung jawab sebagai ibu, kebutuhan akan karier, atau tugas sebagai isteri dan ibu. Respon perempuan terhadap kehamilannya berhubungan dengan 5 variabel berikut :
• riwayat kehidupan keluarga
• kepribadian
• situasi kehidupan saat itu
• pengalaman kehamilan sebelumnya
• keadaan dan pengalaman kehamilan sekarang
            Perkembangan psikologis selama kehamilan bervariasi menurut tahap kehamilan. Saat trimester pertama hal utama yang terjadi adalah usaha untuk menggabungkan janin, yang merupakan kesatuan dari dirinya dan pasangan. Pada trimester kedua dengan mengenali gerakan janin, ibu akan menyadari bahwa janin adalah individu yang berdiri sendiri, yang mempunyai kebutuhan sendiri yang sementara tinggal di dalam tubuhnya. Pada trimester ketiga perempuan tersebut akan mendapati dirinya sebagai calon ibu dan mulai menyiapkan dirinya untuk hidup bersama bayinya dan membangun hubungan dengan bayinya. Di saat persalinan terjadilah perjuangan fisik dan psikis untuk melahirkan bayinya dengan segala kemampuan yang ada pada dirinya. Semua perjuangan ini akan dirasakan puas dan tidak menjadi beban lagi bila telah melahirkan bayinya dengan hasil baik. Pada masa nifas/pascapersalinan perempuan menerima kenyataan bahwa dirinya telah menjadi seorang ibu dan harus selalu menjaga hubungan yang baik dengan bayinya.
            Perubahan psikis yang terjadi selama kehamilan sangat menentukan. Hal ini dapat mengubah perilaku saat dan sesudah melahirkan. O’Hara dan kawan-kawan menyatakan bahwa ibu hamil dengan latar belakang kelainan psikologis akan memerlukan perhatian khusus untuk meringankan beban psikologis yang dideritanya. Kendel dan kawan-kawan mendapatkan 10 dari 15 ibu nifas mengalami problem psikis. Kemungkinan terjadinya kelainan psikis pada masa nifas 30 kali lebih besar jika dibandingkan setelah 2 tahun terjadinya persalinan. Menurut Burger dan kawan-kawan ibu hamil yang mengalami 2 kali penyrulit selama hamil dan persalinan akan jatuh dalam keadaan depresi.
            Saat persalinan merupakan saat yang unik bagi setiap perempuan. Adanya ketakutan dan suasana yang tidak bersahabat akan meningkatkan ketegangan dan rasa nyeri. Ketakutan ini dapat dikurangi dengan memberi edukasi tentang persalinan, teknik relaksasi, pengetahuan tentang berbagai prosedur obstetrik, fasilitas rumah sakit dan kamar bersalin yang familier, serta disiapkan untuk membantu menjalani persalinan dengan baik, nyaman, dan berhasil guna. Peran dokter, bidan, dan perawat yang ada sangat berpengaruh dalam meningkatkan rasa percaya diri ibu yang akan melahirkan.
            Menjadi ibu adalah suatu “keahlian” yang dapat dan harus dipelajari. Hubungan antara ibu dan bayi sudah terjadi jauh sebelum persalinan. Istilah “bounding diartikan sebagai periode actorve pasca melahirkan di mana terjadi interaksi antara ibu dan bayi yang akan menyatukan mereka. Kontak visual ataupun fisik yang lebih awal antara ibu dan bayi akan mempercepat hubungan di antara keduanya. Adanya pemisahan antara ibu dan bayi akan menimbulkan konsekuensi fisik, biologi, dan emosional. Rawat gabung sangat penting bagi perempuan dan bayi yang mempunyai masalah tertentu seperti usia ibu yang terlalu muda, pernah menderita kekerasan saat anak-anak, atau mempunyai problem psikiatrik.

ü  Gangguan Psikiatrik dalam Kehamilan dan Nifas
            Kehamilan dan nifas adalah periode penuh stres secara emosional, yang dimanifestasikan dengan adanya emosi yang labil dan mudah tersinggung. Ini merupakan dasar terjadinya kelainan psikologis pada saat masa kehamilan atau masa nifas. Pada saat perawatan antenatal perlu dicari faktor-faktor yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya gangguan psikologik yang meliputi:
• Riwayat pasien dan keluarga dengan gangguan psikiatri
v  Gaya kehidupan yang menyendiri.
v  Riwayat pelecehan seksual, fisik/emosional, dan drug abuse.

• Problem psikologis yang pernah dialami antara lain:
v  Riwayat berpisah dengan ibunya yang terlalu awal, kesulitan berpisah dengan orang tua
v  Masalah dengan keluarga di saat perkawinan
v  Kematian anggota keluarga atau teman dekat pada saat kehamilan/persalinan
v  Konflik tentang pengasuhan anak

• Riwayat reproduksi kurang baik.
v  Riwayat kesulitan dengan kehamilan, persalinan, atau depresi pascapersalinan
v  Riwayat kematian janin intrauterin atau kematian segera setelah lahir
v  Riwayat kelainan kongenital
v  Riwayat infertilitas
v  Riwayat abortus berulang
v  Riwayat pseudosiesis atau hiperemesis

            Keadaan tersebut di atas harus dipelaari dengan baik dan ibu hamil disiapkan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya agar siap menjalani proses kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai kodrati seorang perempuan yang dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi ibu dan dapat memberikan keturunan bersama pasangan hidupnya.

ü  Depresi pada Kehamilan dan Nifas
            Istilah depresi adalah istilah yang menyangkut mood, gejala, atau sindroma. Mood atau feeling blue adalah perasaan seseorang yang berkaitan dengan perasaan sedih dan frustasi. Beberapa perempuan mengalami hal ini dalam berbagai derajat beberapa minggu setelah persalinan. Gejala dapat merupakan bagian dan gangguan fisik atau psikolos seperti alkoholisme, skizoprenia atau penyakit yang disebabkan oleh virus.
            Sindroma adalah sekumpulan gejala yang berhubungan dengan perubahan mood. Ada dua tipe reaksi depresi.
  • Postpartum blues, dinamakan juga postnatal blues atau baby blues adalah gangguan mood yang menyertai suatu persalinan. Biasanya terjadi dari hari ke-3 sampai ke-lO dan umumnya terjadi akibat perubahan hormonal. Hal ini umum terjadi kira-kira antara 10 — 17% dari perempuan. Ditandai dengan menangis, mudah tersinggung, cemas, menjadi pelupa, dan sedih. Hal ini tidak berhubungan dengan kesehatan ibu ataupun bayi, komplikasi obstetrik, perawatan di rumah sakit, status sosial, atau pemberian asi atau susu formula. Gangguan ini dapat terjadi dari berbagai latar belakang budaya tetapi lebih sedikit terjadi pada budaya di mana seseorang bebas mengemukakan perasaannya dan adanya dukungan dari lingkungan sekitarnya.

  • Depresi, kondisi ini termasuk sindroma depresi nonpsikotik yang dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan. Umumnya keadaan ini terjadi dalam beberapa minggu atau bulan setelah persalinan. Insidensi antara 10 — 15 %. Gejala-gejalanya meliputi perubahan mood, pola tidur, makan, konsentrasi atau libido dan mungkin gangguan somatik, fobia, dan ketakutan. Depresi pascapersalinan mempunyai kecenderungan untuk rekuren pada kehamilan berikutnya. Terapinya mencakup dukungan lingkungan terhadap ibu tersebut, psikoterapi, dan obat-obat antidepresi (diberikan dengan sangat hati-hati mengingat pengaruhnya pada kehamilan dan menyusui). Jika dibutuhkan, pasien dapat dirawat di rumah sakit.
ü  Kelainan Psikologik pada Kehamilan dan Nifas
            Psikosis pascapersalinan tenjadi dalam 1 - 2 dalam 1.000 persalinan. Merupakan gangguan mental yang berat yang memerlukan perawatan yang serius karena perempuan tersebut dapat melukai dirinya ataupun bayinya. Sering pasien tersebut mempunyai riwayat gangguan mental, riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya, mempunyai masalah dalam perkawinan ataupun keluarga, dan tidak adanya dukungan dan keluarga. Ada juga faktor genetik. Gejala timbul umumnya dari beberapa hari sampai 4 — 6 minggu pascapersalinan. Gejalanya dapat berupa tidak dapat tidur, mudah tersinggung, dan sebagainya di mana adanya gangguan organik sudah disingkirkan. Dikenal berbagai macam kelainan psikiatrik pada ibu hamil antara lain sebagai benikut.
1.                                                      Ansietas
• Pada keadaan ini penderita akan diliputi oleh:
o   Rasa takut, mudah marah, mudah tersinggung
o   Keningat berlebihan, dyspnea, insomnia, dan/atau trembling
• Kejadian pada adolesen dan ibu dengan niwayat depresi akan meningkat.

2.                                                      Personality Disorders
            Diagnosis ditegakkan sebagai:
• Paranoid, Schizoid atau schizotypical personality
• Histerionic, narcissistic, antisocial
• Avoidant, dependent, compulsive, and passive/aggressive personality
      Perhatikan faktor genetic

3.      Major Mood Disorders
• Maniac and depressive episode
• Depresi berat
• Perhatikan fakta dan gejala yang timbul. Perhatikan pula apakah ada faktor             genetik, substance abuse, hipertiroid, atau tumor otak

4.      Sisofrenia
• Kejadian dapat 1 % dari ibu hamil dengan kelainan mental
• Tipe: -  Catatonic
                     -  Disorganized
                        - Paranoid
                - Undifferentiated
• Perhatikan faktor genetik
• Penyembuhan (recoveiy) setelah 5 tahun dapat mencapai 60 %
• Kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya cukup besar dan biasanya akan memberikan gejala lebih berat

5.      Psikosis Postpartum
• Kejadian: 1 — 4 % (Weissman dan Olfson, 1995)
• Gejala: Depressive, Maniac, Schizophrenic, atau Schizoaffective
• Perhatikan:
v  Faktor genetik
v  Faktor biologik: usia muda, primipara, riwayat psikiatrik illness
• 25 % kasus akan berulang pada kehamilan berikutnya
• Pengobatan: psikoterapi, antidepresan, antipsikotik, dan/atau ECT

ü  Manajemen Gangguan Psikologik pada Kehamilan dan Persalinan
Masa Antenatal
            Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan psikologik harus dilakukan. Perhatikan pada pasien yang hamil dengan riwayat gangguan psikis saat hamil dan persalinan/nifas sebelumnya, karena kecenderungan gangguan psikis yang lebih berat sangat tinggi. Dibutuhkan suatu komunikasi baik antara dokter dengan pasien untuk kemudian dapat memberikan Saran dan psikoterapi yang memadai. Beberapa langkah dalam mengenali, mencegah dan mengobati kelainan psikis pada saat antenatal antara lain:
• Buatlah suatu perencanaan bersama untuk mengenali kelainan psikis pada ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan psikis ini, seluruh personil dapat memberikan terapi awal.
• Berikan penjelasan tentang tahap-tahap persalinan/nifas pada keluarganya.
• Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien menyatakan keluhannya. Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila diperlukan, periksalah pelengkap diagnostik dengan laboratorium ataupun USG, foto rontgen, MRI, dan sebagainya untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah-langkah kehamilan dan persalinan selanjutnya.
• Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada persiapan untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan penyulit pada Saat kehamilan dan persalinan sedemikian rupa sehingga pasien atau keluarganya mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap kemampuan dokter/sarana pelayanan yang ada. Informasi yang jelas dan terbuka disertai dengan komunikasi yang baik dengan suami dan keluarga ibu hamil tersebut akan merupakan dukungan yang sangat berarti.

Masa Intrapartum
            Keadaan emosional pada ibu bersalin sangat dipengaruhi oleh timbulnya rasa sakit dan rasa tidak enak selama persalinan berlangsung, apalagi bila ibu hamil tersebut baru pertama kali melahirkan dan pertama kali dirawat di rumah sakit. Untuk itu, alangkah baiknya bila ibu hamil tersebut sudah mengenal dengan baik keadaan ruang bersalin/rumah sakit baik dan segi fasilitas pelayanannya maupun seluruh tenaga pelayanan yang ada. Usahakan agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang hangat dan familier walaupun berada di rumah sakit.
            Peran perawat yang empati pada ibu bersalin sangat berarti. Keluhan dan kebutuhan- kebutuhan yang timbul agar mendapatkan tanggapan yang baik. Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus dikerjakan secara baik sedemikian rupa agar ibu bersalin tidak jatuh pada keadaan panik.
            Peran suami yang sudah memaharni proses persalinan bila berada di samping ibu yang sedang bersalin sangat membantu kemantapan ibu bersalin dalam rnenghadapi rasa sakit dan takut yang timbul.

Masa Nifas
            Perawatan nifas memerlukan pengawasan serta kornunikasi dua arah. Hal mi akan membantu kenyamanan ibu nifas dalam memasuki era kehidupan baru sebagai ibu yang harus merawat dan menghidupi bayinya. Perawatan secara ‘rooming in’ merupakan pilihan untuk perawatan nifas. Saran dan arahan dan petugas kepada ibu nifas hanya dikerjakan apabila ibu tersebut mengalami kesulitan dan bertanya kepada petugas.
            Pengawasan dan arahan petugas/perawat hams selalu dilakukan dengan baik termasuk memberikan pelajaran tentang perawatan bayi dan cara laktasi yang benar.
Bila dalam pelayanan nifas semua pasien mendapat perlakuan yang sama, maka akan terjadi suatu kompetisi dan ibu-ibu tersebut untuk menjalani perawatan nifas sebaik mungkin terutama dalam perawatan bayinya. Problema-problema yang timbul selama masa nifas akan didiskusikan di antara mereka untuk kemudian ditanyakan pada petugas kesehatan apabila diperlukan. Secara tidak langsung ibu nifas akan mendapatkan rasa percaya diri di dalam perawatan dirinya ataupun bayinya sehingga pada saat pulang dan rumah sakit sudah dapat mengatasi beberapa problem yang mungkin timbul.